Ceminan Hati

Selamat datang di blog cerminan hati,, kami sajikan kisah-kisah dunia muslim dll,, semoga bermanfaat,, dan mengambil hikmahnya dari kisah-kisah tsb.....

Selasa, 23 November 2010

KAUM DARWINIS, ASAL TEMBAK SAJA!

KAUM DARWINIS, ASAL TEMBAK SAJA!

Kaum Darwinis sedang mengejar fosil-fosil yang ditemukan beberapa puluh tahun lalu. Mereka terus mencari fosil yang “dapat mereka rujuk sebagai bentuk peralihan.” Pertama-tama, mereka mengusulkan fosil Ida, yang ditemukan pada 1983, sebagai keajaiban kedelapan dunia. Ketika ini menjadi kegagalan yang memalukan, mereka segera mencabut seluruh pernyataannya tentang Ida. Bintang baru dari pertunjukan ini adalah ARDI.
ARDI (Ardipithecus ramidus) yang ditemukan pada 1994, baru-baru ini digembar-gemborkan sebagai penemuan terhebat 15 tahun kemudian. Kaum Darwinis kembali mengklaim bahwa mereka telah menemukan mata rantai (missing link) khayalan yang telah telah lama dicari. Lembaga-lembaga pemberitaan Darwinis segera bekerja. Dalam beberapa hari nyaris tak ada satu tempat pun di mana nama ARDI tidak bisa dilihat. Teknik penipuan serupa yang telah ada selama 150 tahun lalu kembali digunakan. Propaganda kaum Darwinis sepenuhnya berfungsi sesuai rencana dan semuanya dilaksanakan sesuai aturan kediktatoran Darwinis.
Pada awalnya bentuk kehidupan itu dikemukakan sebagai mata rantai yang sempurna. Mereka mengatakan bahwa “Dia berjalan tegak, meski usianya 4,4 juta tahun.” Gambar-gambar robot dibuat, dan kemudian dianimasikan dengan latar komputer. Gambar seekor kera yang berjalan tegak dengan langkah mantap muncul di semua penerbitan Darwinis. Bagian tampilan gambar dari propaganda tersebut telah lengkap. Segala yang tersisa adalah pernyataan palsu. Dan karena kaum Darwinis terbiasa mengeluarkan pernyataan palsu, hal itu segera terpecahkan. Teknik-teknik propaganda Darwinis telah diterapkan tanpa gangguan.
Satu-satunya hal di luar perhitungan kaum Darwinis adalah bahwa tipu muslihat ini pasti akan terungkap. Bidang ini tidak kosong seperti sebelumnya. Mereka tak pernah membayangkan bahwa tipuan ARDI pasti akan terungkap.
DR. OKTAR BABUNA MENJELASKAN PENIPUAN FOSIL ARDI DALAM SIARAN LANGSUNG DI TV ALJAZEERA
(3 Oktober 2009)
Seperti Semua Dongeng Fosil Peralihan Mereka, Kaum Darwinis Menipu Masyarakat Mengenai ARDI:
Seperti yang telah sering kami jelaskan sebelumnya, kaum Darwinis menggunakan siasat berikut untuk menjelaskan evolusi manusia yang khayalan itu: mereka mengambil seekor gorila atau simpanse yang telah punah. Itu mudah bagi kaum Darwinis karena hanya 120 DARI 6.000 SPESIES KERA YANG PERNAH ADA MASIH HIDUP SAAT INI. Dengan kata lain, sisa-sisa fosil dari 5.880 spesies kera merupakan alat yang sempurna bagi khayalan kaum Darwinis.
Kaum Darwinis umumnya menyusun skenario kuno dengan menggunakan fosil-fosil ini, lalu membuat pernyataan seperti “Baiklah, ini seekor kera, tetapi ibujarinya bengkok dan alas kakinya melengkung, artinya dia sedang berubah menjadi seorang manusia.” Skenario ini benar-benar tak masuk akal, tetapi uraian-uraian tidak masuk akal ini mungkin tampak sangat meyakinkan bagi orang-orang yang awam tentang hal ini ketika diterbitkan di media kaum Darwinis yang terkenal di dunia, ketika diberi embel-embel istilah ilmiah yang sulit dimengerti orang, dan ketika orang-orang yang mendukungnya adalah para profesor yang menganut Darwinisme secara membabi buta, dengan kata lain, ketika kebohongan diulang berkali-kali. Dengan demikian kaum Darwinis memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat, pengaruh media massa serta teknik-teknik propaganda, dan telah menggunakan siasat tercela ini selama bertahun-tahun hingga kini.
Dalam kasus ARDI, kaum Darwinis membuat salinan kembar BONOBO dan bukan spesies-spesies yang telah punah. Dan mereka berkata, “Baiklah, ini seekor kera, tapi dia berdiri tegak!” Kaum Darwinis mengelabui masyarakat dengan pernyataan ini. Mereka mendapati sasaran tembak kosong dan bebas menembak sesuka hati.
Gagasan bahwa ARDI Mampu Berjalan Tegak Adalah Sebuah Penipuan Buruk:

ARDI
Ditemukan pada 1994, kondisi fosil kerangka ini tercerai berai saat pertama kali ditemukan. Sehingga ketika palentolog pertama kali mengangkatnya, potongan-potongan tulang yang terfosilkan itu sangatlah rapuh. Paleontolog yang memeriksa fosil itu mengatakan, dari foto yang diambil ketika pertama kali ditemukan, tulang panggul tampak lapuk dan tulang-tulangnya harus “direkonstruksi (disusun ulang)” milimeter demi milimeter. Sesuai keputusan itu, kaum Darwinis mengambil potongan-potongan tak berbentuk hingga ukuran milimeter dan menyusun sejenis tulang panggul yang mereka inginkan.
Perawakan suatu makhluk hidup adalah perkara rumit yang dapat ditentukan melalui struktur panggul dan perbandingan antara beragam struktur lain pada tubuhnya. Agar perawakan tegak lurus tercipta, tulang panggul harus diperiksa setiap milimeternya dan dengan teknik pengukuran tertentu, dan sudut antara tulang panggul, tulang paha dan tulang lutut harus ditentukan dengan perhitungan yang sangat tepat dan teliti.
Adalah mustahil untuk melakukan perhitungan rumit itu terhadap fosil ini, yang lebih dari setengah bagiannya hilang dan tulang panggulnya telah direkonstruksi (disusun ulang) seluruhnya. Namun sangatlah mudah menyusun fosil itu sedemikian rupa untuk menunjukkan bahwa pemiliknya berjalan tegak.
Setiap paleontolog dapat menyusun potongan-potongan tersebut dan menafsirkan fosil yang baru sesuai keinginannya. Hal ini dimuat dalam sebuah artikel tentang ARDI di majalah Time:
“Sesungguhnya, dengan melihat bukti tersebut, paleoantropolog berbeda mungkin memiliki penafsiran berbeda tentang bagaimana ARDI bergerak ...” [1]
Selain itu, kaki ARDI yang kondisinya masih baik sepenuhnya menolak pernyataan kaum Darwinis mengenai bahasan itu. Ibujari kaki yang menunjuk ke dalam pada kaki ARDI dan tidak adanya kaki melengkung seperti pada manusia adalah sebagian dari bukti-bukti tergamblang bahwa makhluk hidup ini tidak berjalan tegak. Situs BBC mengatakan dalam sebuah laporan mengenai ARDI bahwa berdasarkan bukti itu “ia tidak bisa berjalan atau berlari untuk jarak jaruh.” [2] Sebuah laporan di situs National Geographic mengatakan bahwa “Ardi mungkin berjalan dengan tapak tangannya saat bergerak di pepohonan.” [3]
Kaum Darwinis memilih sebuah fosil untuk membuat tafsiran 15 tahun setelah penemuannya. Fosil yang menjadi tafsiran itu haruslah yang mendukung penuh skenario cara berjalan tegak lurus yang menjadi tumpuan harapan kaum Darwinis. Dan karena tidak tersedia fosil perantara, bahan paling cocok untuk penafsiran bagi kaum Darwinis adalah fosil yang TERPOTONG-POTONG.
Itulah peluang yang ARDI berikan bagi kaum Darwinis: Mereka mengambil fosil yang terpotong-potong tersebut, menyusunnya sesuai pilihan mereka dan membuat tafsiran sekehendak mereka. Dan begitulah tipuan kaum Darwinis bekerja.
Mengapa 15 Tahun Kemudian?
Karena kaum Darwinis sadar bahwa mereka telah dikalahkan. Beberapa tahun terakhir ini khususnya adalah saat di mana kaum Darwinis telah menderita keruntuhan besar dan sangat dahsyat. Teknik-teknik tipuan kaum Darwinis telah terungkap, ketiadaan fosil-fosil perantara apa pun telah dipaparkan jelas, dan kepalsuan kaum Darwinis telah terungkap. Namun yang paling penting dari semuanya, 250 JUTA FOSIL YANG SEMUANYA MEMBUKTIKAN PENCIPTAAN TELAH MUNCUL. Atlas Penciptaan telah memberikan pukulan yang paling telak bagi kaum Darwinis. Hari ini tak seorang pun, termasuk kaum Darwinis, yang tidak tahu bahwa TIDAK SATU FOSIL PERALIHAN PUN ADA. Oleh sebab itu kaum Darwinis berada dalam keadaan sangat terguncang.
Akibat guncangan hebat itu, mereka kebingungan mencari jalan keluar, lalu mereka mengambil fosil-fosil BENTUK KEHIDUPAN SEMPURNA YANG DITEMUKAN 15-20 tahun lalu dari dalam laci dan menulis kisah khayalan tentang mereka. Geliat kaum Darwinis ini adalah petunjuk terjelas tentang kekalahan yang mereka alami. Omong kosong yang dibuat-buat berdasarkan fosil kera atau lemur biasa juga menandai fakta itu. Tetapi sesungguhnya teori evolusi menuntut keberadaan bukan hanya 1, 3 atau selusin FOSIL PERANTARA, MELAINKAN MILIARAN. TAPI SATU FOSIL PERANTARA PUN TIDAK ADA, apalagi miliaran. Alasan kaum Darwinis menyebarluaskan omong kosong ini adalah kekalahan dan keputusasaan mereka.

23 nov 2010

MENGULANG SEJARAH KAUM LUTH

MENGULANG SEJARAH KAUM LUTH


Alqur'an mengisahkan kepada kita bahwa tidak ada perubahan dalam hukum Allah (sunnatullah):

“Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah mereka kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu” (QS. Al-Faathir, 35:42-43).


Begitulah, “…sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah…”.
Siapapun yang menentang hukum Allah dan berusaha melawan-Nya akan terkena sunatullah yang sama. Pompeii, yang merupakan simbol dari degradasi akhlaq yang dialami kekaisaran Romawi, adalah pusat perzinaan dan homoseks. Nasib Pompeii mirip dengan kaum Nabi Luth. Kehancuran Pompeii terjadi melalui letusan gunung berapi Vesuvius.

Gunung Vesuvius adalah simbol negara Italia, khususnya kota Naples. Gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu juga dinamai “The Mountain of Warning” (Gunung Peringatan). Tentunya pemberian nama ini bukanlah tanpa sebab. Adzab yang menimpa penduduk Sodom dan Gommorah, yakni kaum Nabi Luth as, sangatlah mirip dengan bencana yang menghancurkan kota Pompeii.

Di sebelah kanan gunung Vesuvius terletak kota Naples, sedangkan kota Pompeii berada di sebelah timur gunung tersebut. Lava dan debu dari letusan maha dasyat gunung tersebut yang terjadi dua milenia yang lalu membumihanguskan penduduk kota. Malapetaka itu terjadi dalam waktu yang sangat mendadak sehingga menimpa segala sesuatu yang ada di kota termasuk segala aktifitas sehari-hari yang tengah berlangsung. Aktifitas yang dilakukan penduduk dan segala peninggalan yang ada ketika bencana terjadi kini masih tertinggal persis sama seperti ketika bencana tersebut terjadi dua ribu tahun yang lalu, seolah-olah waktu tidak bergeser dari tempatnya.

Pemusnahan Pompeii dari muka bumi oleh bencana yang demikian dasyat ini tentunya bukan tanpa maksud. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. Saking banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran tersebut. Menurut tradisi ini, yang berakar pada kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi; akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.

Lava gunung Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi dalam waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, wajah mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada detik tersebut. Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab.

Dalam konteks ini, terdapat aspek dari bencana tersebut yang sangat sulit untuk dimengerti. Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun?

Aspek ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa adzab yang dikisahkan dalam Alqur'an, sebab Alqur'an secara khusus mengisyaratkan “pemusnahan secara tiba-tiba” ketika mengisahkan peristiwa yang demikian ini. Misalnya, “penduduk suatu negeri” sebagaimana disebut dalam surat Yaasiin ayat 13 musnah bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini diceritakan sebagaimana berikut:
“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.” (QS. Yaasiin, 36:29)
Di surat Al-Qamar ayat 31, pemusnahan dalam waktu yang singkat kembali disebut ketika kehancuran kaum Tsamud dikisahkan:

“Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.”

Kematian masal penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu yang sangat singkat persis sebagaimana adzab yang dikisahkan dalam kedua ayat di atas.

Kendatipun semua peringatan ini, tidak banyak yang berubah di wilayah di mana Pompeii dulunya pernah ada. Distrik-distrik Naples tempat segala kemaksiatan tersebar luas tidaklah jauh berbeda dengan distrik-distrik bejat di Pompeii. Pulau Capri adalah tempat di mana para kaum homoseksual dan nudis (orang-orang yang hidup telanjang tanpa busana) tinggal. Pulau Capri diiklankan sebagai “surga kaum homoseks” di industri wisata. Tidak hanya di pulau Capri dan di Italia, bahkan hampir di seantero dunia, kerusakan moral tengah terjadi dan sayangnya mereka tetap saja tidak mau mengambil pelajaran dari pengalaman pahit yang dialami kaum-kaum terdahulu.

23 nov 2010