Ceminan Hati

Selamat datang di blog cerminan hati,, kami sajikan kisah-kisah dunia muslim dll,, semoga bermanfaat,, dan mengambil hikmahnya dari kisah-kisah tsb.....

Kamis, 11 November 2010

KEMURAHAN ALLAH TERHADAP PEREMPUAN

KEMURAHAN ALLAH TERHADAP PEREMPUAN


Allah telah menjelaskan kepada kita bahwa Dia telah menurunkan al-Qur'an kepada manusia sebagai "Peringatan"(QS. Al-Muminun, 71), dan Allah telah menjanjikan kesejahteraan kepada setiap hamba-hamba-Nya yang mengamalkan nilai-nilai moral di dalam al-Qur’an dan mengikuti jalan-Nya yang lurus. Satu-satunya cara bagi para perempuan untuk melepaskan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi di dalam kelompok masyarakat yang tidak mempercayai adanya tuhan dan kehormatan yang selayaknya mereka dapatkan hanya dapat ditemukan di dalam al-Qur’an.

Di dalam banyak ayat dalam al-Qur’an, Allah membela para perempuan dan hak-hak mereka, menghapus pendapat-pendapat yang salah mengeni perempuan yang tumbuh di dalam kelompok masyarakat yang tidak mempercayai adanya Tuhan, dan Allah memberi mereka kedudukan yang terhormat di dalam masyarakat. Al-Qur'an menjelaskan kepada kita bahwa Allah menilai kemuliaan hamba-Nya berdasarkan ketakwaannya kepada Allah, kadar keimanannya, kulitas moral yang dimilikinya, keikhlasan dan kesalehannya, bukan berdasarkan jenis kelamin atau gender, apakah dia seorang laki-laki atau perempuan. Semua itu merupakan bukti kemurahan Allah yang tak tertandingi terhadap perempuan.

Wahi manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang palin bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (QS Al Hujurat, 13).

Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah Menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat. (QS Al A’raf, 26)


Pada ayat lain, Allah berfirman “Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah Mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (Surat Al Baqarah, 197), dan Allah menjelaskan bahwa kulitas terbaik hamba-Nya ditentukan oleh ketakwaannya. Oleh karena itu, kadar ketakwaan yang memberikan nilai dasar kepada manusia dan keunggulannya di mata Allah. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.” (QS. Al Hadid, 18). Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa baik laki-laki maupun perempuan yang taat kepada moralitas al- Qur’an akan mendapatkan pahala yang mulia.



Di dalam al-Qur’an, Allah menjelaskan kepada kita bagaimana melindungi dan memperlakukan kaum perempuan dan memberi mereka penghormatan yang layak mereka dapatkan. Semua ketentuan-ketentuan tersebut adalah demi kebaikan perempuan, sehingga mereka tidak dilecehkan maupun ditindas.
 



Di dalam al-Qur’an, Allah telah memberikan petunjuk kepada umat manusia jalan yang lurus dan Allah telah menghapuskan kebodohan dan kepalsuan yang sebelumnya telah mengakar. Berdasarkan moralitas al Qur'an, hal yang terpenting bagi bagi umat manusia adalah pendekatan diri kepada Allah dengan keimanan yang mendalam, rasa takut dan penghormatan kepada Allah. Pendekatan berdasarkan jenis kelamin sama sekali tidak sesuai. Mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya berarti mengikuti ajaran-ajaran moralitas al-Qur’an sebaik mungkin. Inilah orang-orang yang memiliki nilai di mata Allah. Al Quran menjelaskan kualitas dasar keimanan yang harus dimiliki baik oleh laki-laki maupun perempuan.

Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan Diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (QS. At-Tawba, 71).

Sebagaimana yang telah Allah jelaskan kepada kita, perempuan yang beriman dan laki-laki yang beriman bertanggung jawab untuk mentaati dan mengikuti ajaran-ajaran moral di dalam al-Qur’an, mengingatkan orang lain untuk berbuat baik, menahan diri dari perbuatan maksiat, dan mengamalkan apa yang telah diatur di dalam al-Qur'an. Allah berjanji untuk memberikan kepada semua hamba-Nya, tanpa melihat jenis kelamin,"furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan bathil)" (QS. Al-Anfal, 29).


Sebagai imbalan atas iman dan ketulusan mereka, Allah akan membimbing mereka, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang tepat dan bertindak dengan benar, dan memberi mereka kecerdasan, pemahaman, dan persepsi. Oleh karena itu, kecerdasan tidak tergantung pada jenis kelamin seseorang, namun kecerdasan dianugerahkan kepada mereka yang takut dan beriman kepada Allah serta melakukan tindakan yang terbaik untuk mendapat keridhaan Allah.

Setiap laki-laki maupun perempuan yang bertindak sesuai dengan kebijaksanaan yang berasal dari keyakinan mampu mengungguli orang lain dan mencapai keberhasilan dalam setiap bidang kehidupan. Hai ini tergantung sepenuhnya pada kehendak seseorang, semangat, dan tekad. Sesuai dengan ajaran moralitas Islam, orang beriman tidak pernah menganggap dirinya sempurna dalam segala hal, melainkan mereka selalu berusaha untuk menjadi lebih memahami, lebih mampu, lebih bertanggung jawab, dan lebih maju dalam pribadi mereka, dan lebih berhasil dalam membentuk sebuah kehidupan berdasarkan moralitas yang baik. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan diri di setiap bidang. Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk berdoa kepada-Nya sehingga mereka dapat menjadi contoh pribadi yang baik kepada orang-orang di sekitar mereka:

Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Furqan : 74)

Seorang wanita salehah yang melakukan hal terbaik untuk menjadi teladan, memiliki kejujuran moral, dan kemauan yang kuat, Insya Allah, mampu mencapai kedudukan yang tinggi di dalam masyarakatnya. Dia melaksanakan tanggung jawabnya sebaik mungkin, membuat keputusan yang paling tepat, menemukan solusi terbaik untuk berbagai masalah, dan menetapkan metode-metode terbaik untuk diterapkan

Islam mengajarkan kesetaraan bagi laki-laki dan perempuan. Rahmat Allah telah menghapus segala perbedaan gender yang timbul dari kebodohan dan pemikiran-pemikiran yang salah tentang gender, dan rahmat Allah memberi nilai dan penghormata kepada kaum perempuan. Semua ini tergantung pada keyakinan dari orang-orang yang beriman kepada Allah, karakter moral yang dimiliki, dan tanggung jawab yang mereka terima. Oleh karena itu, tidak dikenal adanya bentuk perjuangan untuk menggapai kesetaraan dengan laki-laki bagi perempuan yang mengamalkan nilai-nilai moral al-Qur'an, melainkan di dalam al-Qur’an terdapat nilai-nilai kebaikan yang harus dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman demi mendapatkan pertolongan-Nya. Dengan memahami tujuan tersebut, mereka berusaha keras untuk menjadi hamba yang paling dekat dengan Allah, hamba yang paling dicintai dan yang paling disukai. Kebaikan-kebaikan di dalam al-Qur’an tersebut sepenuhnya merupakan sebuah keberkahan. Allah menjelaskan kepada kita bahwa salah satu ciri khas utama orang yang beriman adalah upaya yang mereka lakukan untuk menggapai tujuan ini :

mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya. (QS. Al-Muminun, 61)

Kemudian Kitab itu Kami Wariskan kepada orang-orang yang Kami Pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar. (Surah Fatir Surah, 32)


11 nov 2010 


SIKSAAN SPIRITUAL DI NERAKA

SIKSAAN SPIRITUAL DI NERAKA


Mereka sama sekali tanpa  berkah. Mereka telah kehilangan semua berkah yang dilimpahkan Allah. Mereka telah kehilangan kebahagiaan dan kegembiraan, dan semua yang mereka miliki hanyalah penyesalan dalam segala bentuknya. Untuk satu hal, mereka dapat melihat pohon-pohon surga, penduduk surga. Dan kepala-kepala penghuni neraka dengan wajah yang menghadap ke belakang, dan mereka tampak aneh seperti makhluk fantasi yang mereka bayangkan telah mengalami mutasi. Mereka melihat keindahan penghuni surga, tetapi mereka melihat semuanya di layar kecil. Mereka tidak bisa berada di sana bersama mereka, dan itu berarti penderitaan yang mengerikan bagi mereka. Mereka menderita kerinduan yang mengerikan, tetapi mereka tidak pernah pergi. Mereka tidak pernah meninggalkan neraka kecuali Allah yang memilih.



Tetapi orang-orang kafir akan dikenakan cambuk di semua sisi. Akan dimulai dengan kematian. Cara mereka diseret akan penuh rasa sakit, penderitaan dan kesedihan. Makampun juga akan menyusahkan mereka. Orang-orang yang mati dengan menyedihkan ketika mereka mati dan menyedihkan ketika dibangkitkan lagi, dan orang-orang di sekitar mereka tidak akan memberi mereka kemudahan. Orang-orang kafir akan menyerang satu sama lain di sana. Mereka akan mengklaim bahwa salah satu yang bertanggung jawab atas orang lain yang berada di sana, dan sebaliknya. Akan ada pertempuran terus-menerus dan kemarahan di sana. Dan mereka akan terus-menerus menyiksa satu sama lain. Semua yang ada di neraka tidak menyenangkan bagi mereka. Saya pernah menjelaskan bahwa ada buah di neraka, berbentuk seperti kepala setan, seperti dikatakan dalam Al Qur'an. Buah tersebut akan menatap langsung pada mereka, menatap mereka dengan kebencian. Ini adalah hal-hal yang dimaksudkan untuk kesedihan, ketakutan dan menyiksa orang.


Dan mereka akan dapat melihat surga. Pada layar seperti televisi. Penghuni surga dan neraka akan dapat melihat satu sama lain. Ini akan membuat penghuni surga bahagia, karena mereka akan dapat membandingkan keadaan mereka. Mereka akan mengatakan Allah bisa menempatkan mereka di sana, sebagai gantinya. Terima kasih kepada Allah, saya telah diselamatkan, mereka akan berkata. Dan penghuni neraka akan berharap mereka tidak melakukan apa yang telah mereka lakukan. Mereka akan menderita penyesalan yang amat sangat.



Tetapi Allah berfirman, Mereka menyembunyikan penyesalan mereka. Dia berkata, "secara sekilas di sekitar mereka secara sembunyi-sembunyi". Kesombongan dan sikap keras kepala mereka akan bertahan bahkan di sana. Kebejatan moral mereka, kebanggaan dan perasaan superioritas bahkan di sana, sangat mengagumkan dan akan bertahan di sana, juga. Walaupun semuanya jelas. Ada batas-batas pemikiran yang telah terlampaui. dan mereka akan tetap bertahan dengan berlebih-lebihan dan tidak tahu malu. Mereka akan berkata, katakan kepada Tuhan ... Mereka tidak akan meminta Allah untuk memberi mereka berkah, melainkan akan berkata, katakan kepada Tuhan ... Mereka tidak akan menghubungi Allah secara langsung. Mereka akan enggan untuk memanggil-Nya secara langsung. Karena kebanggaan dan ketegaran mereka.

11 nov 2010 


KASIH SAYANG YANG TAK TERBATAS DIDAPATKAN MELALUI KEKUASAAN ALLAH

KASIH SAYANG YANG TAK TERBATAS DIDAPATKAN MELALUI KEKUASAAN ALLAH



Allah Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Pengetahuan yang tidak terbatas dan rahmat yang luas merupakan milik-Nya. Allah sangatlah indah dan Allah juga memiliki kasih sayang yang tidak terbatas. Dia menciptakan manusia dan memberinya bentuk yang sempurna yang merupakan perwujudan keindahan yang tak terbatas yang dimiliki-Nya.
Allah menganugerahkan jiwa kepada setiap hamba-Nya. Hal ini berarti Allah dapat memberikan kepada para hamba-Nya berbagai hal yang tidak terbatas atas kehendak dan kemurahan-Nya.
Biasanya seseorang di dalam menjalani kehidupannya di dunia tidak menyadari anugerah Allah tersebut. Sehingga mereka tidak pernah berpikir bahwa mereka mungkin mampu untuk merasakan kekuatan kasih sayang dan kearifan yang tidak terbatas. Akibatnya, mereka gagal untuk mencintai orang lain, dan bahkan hal itu tidak pernah terlintas di dalam benak mereka. Mereka tidak menyadari bahwa kedalaman jiwa yang dimiliki oleh orang-orang pada hakekatnya berasal dari Dzat Allah dan, oleh karen itu, mereka tidak dapat menikmati cinta yang kuat dan mendalam kepada sesama. Dan jelas ini merupakan kesalahan yang besar.
Untuk alasan ini, orang-orang cenderung memiliki konsep yang sangat dangkal mengenai cinta. Cinta yang mereka rasakan dan miliki terbatas pada faktor fisik - rumah, mobil dan keamanan masa depan mereka ... Akibatnya, rasa cinta mereka akan berakhir setiap kali hal-hal yang bersifat fisik tersebut rusak, yaitu ketika mereka kehilangan mobil mereka, atau ketika masa depan mereka terancam. Konsep cinta tersebut mereka yakini secara penuh. Tidak ada sebuah sistem yang mampu membangun dan memperbaikinya kembali ketika cinta mereka berakhir. Karena mereka telah terikat pada nilai-nilai yang bersifat sementara, Oleh sebab kehidupan dunia ini adalah fana, dan segala sesuatu di dunia ini pada akhirnya akan lenyap, maka tidak dapat dihindari lagi bahwa cinta yang mereka miliki tidak akan ada lagi dan musnah. Dan memang itu yang terjadi.
Namun ketika seseorang mencintai orang lain karena mereka berpegang teguh kepada Dzat Allah dan yakin bahwa terdapat kemungkinan adanya sebuah cinta yang tak terbatas dan rasa penuh kasih dari Allah, tidak mungkin perasaan yang tersebut berakhir kecuali jika Allah menghendaki demikian.
Seseorang menyadari bahwa seseorang dapat menikmati sebuah cinta yang semakin besar, dalam dan bertambah dengan berlalunya waktu, bukan cinta yang semakin menyusut karena berlalunya waktu, penyakit, harapan maupun kesulitan. Tidak ada batasan untuk itu.
Orang-orang meyakini bahwa di akhirat, dimana tidak terdapat kesulitan maupun ketidaksempurnaan, Allah akan mewujudkan umat manusia dalam bentuk yang sempurna berdasarkan kehendak-Nya. Hal ini hanya akan mungkin terwujud apabila seseorang dengan semangat yang dia miliki yang merupakan anugerah dari Allah, mampu merasakan cinta yang menyenangkan di dalam jiwanya, memiliki kepribadian dan sosok yang mendalam pada pandangan seseorang dan mampu menciptakan hubungan yang erat dengan mereka di dalam pikiran mereka dengan mengikatkan diri kepada Allah dan lebih mengenal Allah. Seseorang yang mampu mempertahankan semangat dari Dzat Allah merupakan sebuah keberkahan yang tak terbatas. Melalui kehendak Allah, seseorang mampu memiliki segala sesuatu dalam jumlah yang tak terbatas. Dan sesuatu itu termasuk cinta.
Di dalam sebuah ayat al-Quran, Allah menjelaskan bahwa cinta sejati hanya akan didapatkan melalui kehadiran-Nya.
"Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan Menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka)." (Surah Maryam, 96)
11 nov 2010 


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

A.                     PENTINGNYA STRATEGI BELAJAR
Menurut Weinstein dan Meyer, dalam Nur (2000 : 5) pengajaran yang baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana mengingat, bagaimana berpikir dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri. Pengajaraan strategi belajar berdasarkan pada dalil bahwa keberhasilan siswa sebagian besar bergantung pada kemahiran untuk belajar mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. Hal inilah yang menjadikan strategi belajar mutlak diajarkan kepada siswa tersendiri mulai dari kelas enam SD dan terus berlanjut sampai sekolah menengah dan perguruan tinggi. Hal lain yang dianggap pentingnya mengajarkan strategi belajar adalah alur pemikiran Norman dalam Arends (1997 : 234), yang memberikan kelemahan guru dalam tugas mengajarkan siswa bagaimana belajar sebagai tujuan pendidikan. Lebih lanjut Weinstein dan Meyer dalam Nur (2000 : 6) mengatakan :
Merupakan hal yang aneh apabila kita mengharapkan siswa belajar  namun jarang mengajarkan mereka tentang belajar. Kita mengharapkan siswa untuk memecahakan masalah namun jarang mengajarkan mereka tentang pemecahan masalah. Dan sama halnya kita kadang-kadang meminta siswa mengingat sejumlah besar bahan ajar namun jarang mengajarkan mereka seni menghafal. Sekarang tibalah waktunya kita membenahi kelemahan kita tesebut, tibalah waktunya kita mengembangkan ilmu terapan tentang belajar dan pemecahan masalah dan memori. Kita perlu mengembangkan prinsip-prinsip tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana memecahkan masalah dan kemudian mengemasnya dalam bentuk pelajaran yang siap diterapkan dan kemudian memasukan  metode-metode ini dalam kurikulum.
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bias di artikan sebgagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif. Selanjutnnya Pressley (1991) dalam Nur (2000 : 7) mengatakan, bahwa strategi belajar adalah operator-operator kognitif meliputi dan diatas proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan tugas (belajar).
Tujuan utama pengajaran strategi belajar adalah mengajarkan siswa untuk belajar atas kemauan sendiri. Dengan perkataan lain tujuan pengajaran strategi belajar mengajar adalah untuk membentuk siswa sebagai pemebelajar mandiri (Self Regulated Learner). Menurut Arends dalam Nur (2000 : 9) seorang siswa sebagai pembelajar mandiri dapat melakukan hal-hal sebagai berikut : a) secara cermat mendiagnosa suatu pembelajaran tertentu, b) memilih suatu strategi belajar tertentu untuk meneyelasikan masalah belajar tertentu yang dihadapi,  c) memonitor keefektifan tersebut, d)cukup termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalah tersebut terselesaikan.
Menurut Djamarah Sain (2002 : 5), ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yaitu : pertama, mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan; kedua, memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat; ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya; dan keempat, menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar, yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Menurut Arends, dalam Nur (2000 : 25), ada empat jenis utama strategi belajar yang dapat dilatihkan, yaitu: (1) strategi mengulang (rehearsal strategies); (2) strategi elaborasi (elaboration strategies); (3) strategi organisasi (organization strategies); dan (4) strategi metakognitif (metacognitive strategies). 

B.                     STRATEGI BELAJAR
1.                       Ruang Lingkup Strategi Belajar
 Ada beberapa strategi membaca yang digunakan untuk membaca buku pelajaran dan bahan bacaan yang lainnya dalam sesuatu bidang pengetahuan. Strategi SQ3R (Survey, Question, Read, Recite dan Review) yang dicetuskan oleh Francis Robinson tahun 1941, yang membuat perubahan besar dalam perkembangan metodologi belajar (Nur, 2000 : 25).
Pola ini kemudian ditiru oleh ahli-ahli lain dengan penyempurnaan uraian, penambahan langkah, atau perubahan sebutan saja. Sampai sekarang telah berkembang begitu system belajar, di antaranya : system PQRST (Preview, Question, Read, State, and Test) dari Thomas F. Stanton, OK5R (Overview, Key Ideas, Read, Record, Recite, Review, and Reflect) oleh Walter Pauk, STUDY (Survey, Think, Understand, Demonstrate, You Review) dari William Resnick dan David Heller, dan masih banyak sistem membaca lainnya untuk keperluan belajar (Gie, 1998 : 68). Keseluruhan strategi ini pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama.
Strategi elaborasi adalah proses penambahan perincian sehingga informasi baru akan lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean membuat lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Strategi ini membantu pemnindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang, melalui penciptaan gabungan dan hubungan antara informasi baru dan apa yang telah diketahui. Menurut Pratiwi (2003 : 10) strategi ini terdiri dari: (1) pembuatan catatan; (2) penggunaan Analogy, dan (3) Strategi PQ4R.
Strategi PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Kegiatan membaca buku bertujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran. Oleh karena itu keterampilan pokok pertama yang harus dikembangkan dan dikuasai oleh para siswa adalah membaca buku pelajaran dan bacaan tambahan lainnya. Dengan keterampilan membaca itu setiap siswa akan dapat memasuki dunia keilmuan yang penuh pesona, memahami khasanah kearifan yang banyak hikmat, dan mengembangkan keterapilan lainnya yang amat berguna untuk kelak mencapai sukses dalam hidup. Aktivitas membaca yang terampil akan membukakan pengetahuan yang luas, gerbang kearifan yang dalam, serta keahlian di masa yang akan datang. Kegiatan dan keterampilan membaca itu tidak dapat diganti dengan metode-metode pengajaran lainnya. Dengan membaca kita dapat berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Membaca dapat dipandang sebagai sebuah proses interaktif antara bahasa dan pikiran. Sebagai proses interaktif, maka keberhasilan membaca akan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang melatar belakangi dan strategi membaca (Gie, 1998 : 2). Karena konsep ekosistem peran dan interaksinya dapat dilatihkan dengan cara membaca bukuteks maka peneliti mencoba menerapkan Strategi PQ4R untuk memudahkan siswa memahami konsep tersebut.
Salah satu strategi yang paling terkenal untuk membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca adalah strategi PQ4R Thomas dan Robinson (1972) dalam Arends (1997 : 257). Strategi ini didasarkan pada strategi PQRST dam strategi SQ3R (Arends, 1997). Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi membaca PQ4R adalah sebagai berikut :
a.             Preview 
Langkah pertama ini dimaksudkan agar siswa, membaca selintas dengan cepat sebelum mulai membaca bahan bacaan siswa yang memuat materi ekosistem peran dan interaksinya.
Siswa dapat memulai dengan membaca topik-topik, sub topik utama, judul dan sub judul, kalimat-kalimat permulaan dan akhir suatu paragraph, atau ringkasan pada akhir suatu bab. Apabila hal itu tidak ada, siswa dapat memeriksa setiap halaman dengan cepat, membaca satu atau dua kalimat di sana-sini sehingga diperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang dipelajari. Perhatikan ide poko yang akan menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan siswa. Dengan ide pokok ini akan memudahkan mereka meberi keseluruhan ide yang ada.      

b.             Question
Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri untuk satiap pasal yang ada pada bahan bacaan siswa. Pergunakan “judul dan sub judul atau topic dan sub topic utama”. Awali pertanyaan dengan menggunakan kata “apa, siapa, mengapa, dan bagaimana”. Kalau pada akhir bab telah ada daftar pertanyaan yang dibuat oleh pengarang, hedaklah baca terlebih dahulu. Pengalaman telah menunjukan bahwa apabila seseorang membaca untuk menjawab sejumlah pertanyaan, maka akan membuat dia membaca lebih hati-hati serta seksama serta akan dapat membantu mengingat apa yang dibaca dengan baik.
c.              Read
Baca karangan itu secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya. Janganlah membuat catatan-catatan panjang. Cobalah mencari jawaban terhadap semua pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya.
d.             Reflect
Reflect bukanlah suatu langkah terpisah dengan langkah ketiga (Read), tetapi merupakan sesuatu komponen esensial dari langkah ketiga tersebut. Selama membaca, siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi cobalah untuk memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara (1) menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah anda ketahui; (2) mengkaitkan subtopik-subtopik di dalam teks dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama; (3) cobalah untuk memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang telah disajikan; dan (4) cobalah utuk menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut.
e.              Recite
Pada langkah kelima ini, siswa diminta untuk merenungkan (mengingat) kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan nyaring dan dengan menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat dan menggunakan kata-kata yang ditonjolkan dalam bacaan. Dari catatan-catatan yang telah dibuat pada langkah terdahulu dan berlandaskan pada ide-ide yang ada pada siswa, maka mereka diminta membuat intisari materi dari bacaan. Usahakan intisari ini merupakan inti dari pembahasan konsep ekosistem peran dan interaksinya.
f.                 Review
Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk membaca catatan singkat (intisari) yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan sekali lagi jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Telah banyak dilakukan penelitian tentang strategi-strategi belajar jenis PQ4R, dan metode ini telah terbukti efektif dalam membantu siswa menghafal informasi dari bacaan (Nur, 2000 : 25). Melakukan preview dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum pembaca mengaktifkan pengetahuan awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara informasi baru dan apa yang telah diketahui. Mempelajari judul-judul dan topik-topik utama membantu pembaca sadar organisasi bahan-bahan baru tersebut, sehingga memudahkan perpindahannya dari memori jangka pendek  ke memori jangka panjang.
Dari langkah-langkah strategi belajar PQ4R yang telah diuraikan diatas, dapat dilihat bahwa strategi belajar ini dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran, terutama terhadap materi-materi yang lebih sukar dan menolong siswa untuk berkonsentrasi lebih lama. Langkah-langkah pemodelan pembelajaran dengan penerapan strategi PQ4R terdapat pada tabel 10.1 
Table 10.1
Langkah-langkah Pemodelan Pembelajaran dengan penerapan strategi belajar PQ4R
Langkah-langkah
Tingkah Laku Guru
Aktivitas Siswa
Langkah 1
Preview
a.         Memberikan bahan bacaan kepada siswa untuk dibaca.
b.        Menginformasikan kepada siswa bagaimana menemukan ide pokok/tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Membaca selintas dengan cepat dengan cepat untuk menemukan ide pokok/tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Langkah 2
Question
a.         Menginformasikan kepada siswa agar memperhatikan makna dari bacaan.
b.        Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan dari ide pokok yang ditemukan dengan menggunakan kata-kata apa, mengapa, siapa, dan bagaimana.
a.        Memperhatikan penjelasan guru.
b.        Menjawab pertanyaan yang telah dibuatnya.
Langkah 3
Read
Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.
Membaca secara aktif sambil memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibaca dan menjawab pertanyaan yang dibuatnya.
Langkah 4
Reflect
Mensimulasikan/menginformasikan materi yang ada pada bahan bacaan.
Bukan hanya menghafal dan mengingat materi pelajaran tapi mencoba memecahkan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan.
Langkah 5
Recite
Meminta siswa membuat inti sari dari seluruh pembahasan pelajaran yang dipelajari hari ini.
a.        Menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan.
b.        Melihat catatan-catatan/intisari yang telah dibuat sebelumnya.
c.         Membuat intisari dari seluruh pembahasan.
Langkah 6
Review
a.         Menugaskan siswa membaca intisari yang dibuatnya dari rincian ide pokok yang ada dalam benaknya.
b.        Meminta siswa membaca kembali bahan bacaan, jika masih belum yakin dengan jawabannya.
a.        Membaca intisari yang telah dibuatnya.
b.        Membaca kembali bahan bacaan siswa jika masih belum yakin akan jawaban yang telah dibuatnya.


2.                       Teori yang Mendasari Strategi PQ4R
Menurut Arends (1997 : 244), strategi-strategi belajar merujuk kepada perilaku dan proses-proses pikiran yang digunakan siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajarinya, termasuk ingatan dan proses metakognitif. Nama lain untuk strategi belajar adalah strategi kognitif. Contoh tujuan kognitif tradisional yang diharapkan dicapai siswa adalah pemahaman suatu wacana dalam sebuah buku. Menurut Weinstein dan Meyer dalam Arends (1997 : 243), “Mengajar yang baik mencakup mengajari siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berpikir, dan bagaimana mendorong diri sendiri.”
Pembelajaran dengan penerapan strategi-strategi belajar berpedoman pada premis, bahwa keberhasilan  siswa banyak bergantung kepada kemahiran mereka untuk belajar sendiri untuk memonitor belajarnya sendiri. Hal ini menyebabkan pentingnya strategi-strategi belajar diajarkan kepada anak didik dimulai dari sekolah dasar dan berlanjut pada pendidikan menengah dan tinggi.
Dalam pembelajaran dengan penerapan strategi belajar metode PQ4R, maka aktivitas yang akan dilakukan oleh guru memenuhi langkah-langkah seperti pada Tabel 10.2
Tabel 10.2
Langkah-langkah penerapan pembelajaran strategi PQ4R
No
Aktivitas Guru
Aktivitas
I
PENDAHULUAN
a.       Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b.      Mengkaitkan pelajaran yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal siswa.
c.       Memotivasi siswa.


a.       Dalam pelaksanaan KBM guru menginformasikan Tujuan Pembelajaran secara lisan, dan menuliskan TPK yang akan dicapai;
b.      Guru mengingatkan kembali materi-materi sebelumnnya yang relevan dengan materi yang akan disampaikan;
c.       Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan fenomena tervisualisasi. Misalnya, dalam mempelajari ekosistem guru memperlihatkan sebuah akuarium mini ekosistem (melalui charta) dan menanyakan kepada siswa komponen-komponen apa saja yang terdapat pada gambar tersebut.
II
KEGIATAN INTI
a.       Mempresentasikan materi.
b.      Pemodelan strategi belajar metode PQ4R.
c.       Pemberian lahan terbimbing.
d.      Umpan balik.
e.       Pemberian latihan mandiri.

a.       Sebelum pelaksanaan pengajaran strategi belajar, guru mempresentasikan sedikit gambaran umum dari materi yang akan dipelajari;
b.      Guru memodelkan keterampilan strategi belajar metode PQ4R langkah perlangkah pada tiap-tiap tahapnya, dengan memakai sedikit materi dari bacaan;
c.       Siswa dibawah bimbingan guru melakukan keterampilan strategi belajar PQ4R, dengan mengerjakan Kertas Kerja siswa.
d.      Pada tahap umpan balik, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mereka jawab. Guru menunjuk beberapa siswa;
e.       Guru memberikan latihan mandiri kepada siswa untuk membaca kelanjutan dari isi bacaan pada buku siswa dengan memakai keterampilan strategi belajar metode PQ4R.

III
PENUTUP
a.       Merangkum pelajaran
b.      Catatan
Guru bersama-sama dengan siswa merangkum materi pelajaran dengan cara membaca kesimpulan yang telah dibuat dengan secara klasikal.
a.       Guru selama KBM, jangan membuat kesan yang monoton.
b.      Guru hendaknya menentukan waktu, kapan tiap-tiap tahap dilaksanakan.
c.       Tetap mempertahankan motivasi siswa.
d.      Guru hendaknya memakai kata-kata yang mudah dipahami siswa.
e.       Guru hendaknya membimbing siswa satu persatu pada saat melakukan pelatihan.

Diadaptasi dari Arends (1997 : 67 dan 257)


STRATEGI BELAJAR PETA KONSEP
(CONCEPT MAPPING)

A.                     STRATEGI BELAJAR
Tujuan utama pengajaran strategi adalah mengajarkan siswa untuk belajar atas kemauan dan kemampuan diri sendiri (pembelajar mandiri). Ada empat hal penting menurut Arends (dalam Nur, 2000a : 9) yang dilakukan siswa agar dapat belajar mandiri, yaitu :
(1)   Secara cermat mendiagnosis suatu situasi pembelajaran tertentu.
(2)   Memilih suatu strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajar tertentu yang dihadapi.
(3)   Memonitor keefektifan strategi tertentu.
(4)   Cukup termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalah tersebut terselesaikan.
Satu contoh dari seorang pembelajar mandiri adalah seseorang yang mengetahui kapan penting untuk meringkas atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan sambil membaca suatu halaman dalam suatu buku atau mendengarkan presentasi guru dan seseorang termotivasi untuk melakukan suatu langkah-langkah kerja dan memonitor keberhasilannya.
Manurut Arends, dalam Nur (2000a : 25), ada empat jenis utama strategi belajar yang dapat dilatihkan, yaitu : strategi mengulang, strategi elaborasi, strategi organisasi, dan metakognitif.
1.                  Strategi Mengulang (Rehearsal Strategies)
Strategi mengulang membantu memindahkan pembelajaran dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang namun tidak membantu membuat bermakna informasi terbaru tersebut. Strategi-strategi mengulang dibedakan atas mengulang sederhana dan mengulang kompleks yang meliputi menggarisbawahi ide-ide kunci dan pembuatan catatan pinggir.
2.                  Strategi Elaborasi (Elaboration Strategies)
Arends (dalam Nur, 2000a), menyatakan bahwa : “Elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan lebih bermakna, oleh karenanya membuat pengkodean akan memberikan kemudahan dan lebih memberikan kepastian.” Dengan menggunakan strategi elaborasi akan lebih memungkinkan membantu pembelajar dalam pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek terpilih untuk ditransfer ke memori jangka panjang dengan pengkodean atau dengan perincian informasi. Strategi elaborasi dibedakan atas pembuatan catatan, analogi, dan PQ4R (Preview (membaca selintas dengan cepat), Question (bertanya), Read (membaca), Reflect (refleksi), Recite (Tanya jawab sendiri), dan Review (mengulang secara menyeluruh)).
3.                  Strategi Organisasi (Organization Strategies)
Seperti halnya strategi elaborasi, tujuan strategi organisasi adalah membantu pembelajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur pengorganisasian baru pada bahan-bahan tersebut. Strategi organisasi terdiri atas pengelompokan ulang ide-ide atau istilah-istilah atau membagi ide-ide itu atau istilah-istilah itu menjadi subset yang lebih kecil. Strategi organisasi dibedakan atas perbuatan kerangka garis besar, pemetaan konsep, mnemonics yang meliputi pemeotongan, akronim, dan kata berkait.
4.                  Strategi Metakognitif (Metacognitive Strategies)
Metakognitif berhubungan dengan berpikir siswa tentang berpikir mereka sendiri dan kemampuan mereka menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat. Oleh karena itu pembelajar dapat diajarkan strategi-strategi untuk menilai pemahaman mereka sendiri, menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu dan memilih rencana yang efektif untuk belajar atau memecahkan suatu masalah (Nur : 2000a).

B.                     KERANGKA DASAR STRATEGI BELAJAR PETA KONSEP
Penggunaan pengorganisasian awal (advance organizer) merupakan suatu alat pengajaran yang direkomendasikan oleh Ausubel (dalam Nur, 2000a), untuk mengkaitkan bahan-bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal. Pengetahuan awal menurut Ausubel, adalah menggarisbawahi ide-ide utama dalam suatu situasi pembelajaran yang baru dan mengkaitkan ide-ide tersebut dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajar.
Pemetaan konsep menurut Martin (1994), merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Peta konsep menyediakan bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. Para guru yang telah menggunakan peta konsep menemukan bahwa peta konsep memberi mereka basis logis untuk memutuskan ide-ide utama apa yang akan dimasukan atau dihapus dari rencana-rencana dan pengajaran sains mereka. Peta konsep membantu guru mamahami macam-macam kondep yang ditanamkan di topiklebih besar yang diajarkan.pemahaman ini akan memperbaiki perencanaan dan instruksi guru. Pemetaan yang jelas dapat membantu menghindari miskonsepsiyang dibentuk siswa. Tanpa peta konsep guru memilih untuk mengajar apa yang diingat atau disukai. Topic-topik yang dipilih guru dengan cara ini mungkin tepat, khususnya bagi guru yang telah memilikipengalaman sukses sebelum ini dengan materi tersebut.
1.                       Pengertian Konsep dan Peta Konsep
Konsep atau pengertian merupakan kondisi utama yang diperlukan untuk menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya berdasarkan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan objek-objeknya (Djamarah & Zain, 2002 : 17). Carrol (dalam Kardi, (1997 :2) mendefinisakan konsep sebagai salah satu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisiskan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian. Abstraksi berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada situasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang lain. Contoh bila seseorang ingin membuat abstraksi tentang daun, ia memusatkan pada warna daun dan mengabaikan bahwa daun sebagai habitat ulat daun. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat menguasai konsep seseorang harus mampu membedakan antara benda yang satu dengan benda yang lain, peristiwa satu dengan peristiwa yang lain. Dengan menguasai konsep siswa akan dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut kosep itu, misalnya menurut warna, bentuk, besar, jumlah, dan sebagainya. Contoh konsep dalam biologi adalah biotic, abiotik, individu, populasi dan komunitas. Dengan menguasai konsep, dimungkinkan untuk memperoleh pengetahuan yang tidak terbatas.
Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama (Martin, 1994). Agar pemahaman peta konsep lebih jelas, maka Dahar (1989) yang dikutip oleh Erman (2003), mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut  :
(1)    Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika kimia, biologi, matematika. Dengan menggunakan peta konsep, siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
(2)    Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan yang proposional antara konsep-konsep.
(3)    Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berati ada konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep yang lain.
(4)    Bila dua atau lebih konsep digambarakan dibawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.       
Berdasarkan ciri tersebut di atas maka sebaiknya peta konsep disusun secara hierarki, artinya konsep yang lebih inklusif diletakan pada puncak peta, makin ke bawah konsep-konsep diurutkan menjadi konsep-konsep yang kurang inklusif.dalam IPA peta konsep membuat informasi abstrak menjadi konkret dan sangat bermanfaat meningkatkan ingatan suatu konsep pembelajaran, dan menunjukan pada siswa bahwa pemikiran itu mempunyai bentuk.
2.                       Cara membuat Peta Konsep
Pembuatan peta konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tetang  bagaimana ide-ide penting atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain. George Posner dan Alan Rudnitsky, dalam Nur (2000a : 36) menulis, bahwa “peta konsep mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antara ide-ide, bukan hubungan antara tempat”. Untuk membuat suatu peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasikan ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pole logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hierarki, kadang-kadang peta konsep itu mengfokuskan pada hubungan sebab-akibat.
Arends (1997 : 258), memberikan langkah-langkah dalam membuat peta konsep sebagi berikut :
Langkah 1       mengidentifikasikan ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. Contoh ekosistem  
Langkah 2       menidentifiklasikan ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama. Contoh individu, populasi, komunitas.
Langkah 3       tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut.
Langkah 4       kelompokan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Berdasarkan pendapat di atas , dapatlah dikemukakan lankah-langkah dalam membuat peta konsep sebagai berikut: (1) memilih suatu bahan bacaan, (2) menentukan konsep-konsep yang relevan, (3) mengurutkan konsep-konsep dari yang inklusif ke yang kurang inklusif, (4) menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep yang inklusif diletakan di bagian atas atau puncak peta lalu dihubungkan dengan kata penghubung misalnya “terdiri atas”, “menggunakan” dan lain-lain.
3.                       Macam-macam Peta Konsep
Menurut Nur (2000b), peta konsep ada 4 macam, yaitu pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cyclone concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).


a.                       Pohon Jaringan (network tree)
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata yang lain dituliskan pada garis-garis penghubung. Garis-garis pada peta konsep menunjukan hubungan antara ide-ide itu. Kata-kata yang dituliskan pada garis memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksikan suatu pohon jaringan, tulislah topic itu dan daftarlah konsep-konsep utama yang berkaitan dengan konsep itu. Periksalah daftar dan mulai menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari kosep utama dan berikan hubungan pada garis-garis itu. Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal berikut : (a) menunjukan sebab akibat, (b) suatu hierarki, (c) prosedur yang bercabang, dan (d) istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan. 
b.                       Rantai Kejadian (event chain)
Nur (2000b) mengemukakan, bahwa peta kosep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan  kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur atau tahap-tahap dalam suatu proses. Dalam membuat rantai kejadian, pertama-tama temukan satu kejadian yang mengawali rantai itu. Kejadian ini disebut dengan kejadian awal. Kemudian, temukan kejadian berikutnya dalam rantai itu dan lanjutkan sampai mencapai suatu hasil. Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal berikut: (a) memberikan tahap-tahap dari suatu proses, (b) langkah-langkah dalam suatu prosedur linier, dan (c) suatu urutan kejadian.
c.                       Peta Konsep Siklus (cycle concept map)
Dalam peta konsep siklus, rangakaian suatu kejadian tidak menghasilkan suatu hasil final. Kejadian terakhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Karena tidak ada hasil dan kejadian terakhir itu menghubungkan kembali ke kejadian awal, siklus itu berulang dengan sendirinya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang (Nur, 2000b).
d.                       Peta Konsep sebagai Alat Evaluasi
Tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap pengetahuan sangat beragam, maka diperlukan alat ukur yang beragam. Peta konsep dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum guru mengajarkan suatu topik, menolong siswa bagaimana belajar, untuk mengungkapkan konsepsi salah (miskonsepsi) yang ada pada anak, dan sebagai alat evaluasi. Menurut Dahar (1989) dalam Sutowijoyo (2000), peta konsep sebagai alat evaluasi didasarkan atas tiga prinsip dalam teori kognitif Ausubel, yaitu :
(1)   Struktur kognitif diatur secara hierarkis dengan konsep-konsep dan proposisi-proposisi yang lebih inklusif, lebih umum, superordinat terhadap kosep-konsep dan proposisi-proposisi yang kurang inklusif dan lebih khusus.
(2)   Konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progresif. Prinsip ini menyatakan bahwa belajar bermakna merupakan proses yang kontinyu, di mana konsep-konsep baru memperoleh lebih banyak arti dengan dibentuk lebih banyak kaitan-kaitan proposional. Jadi konsep-konsep tidak pernah tuntas dipelajari, tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi dan dibuat lebih inklusif.
(3)   Prinsip penyesuaian integratif menyatakan bahwa belajar bermakna akan meningkat bila siswa menyadari akan perlunya kaitan-kaitan baru antara segmen-segmen konsep atau proposisi. Dalam peta konsep penyesuaian integratif ini diperlihatkan dengan kaitan-kaitan silang antara segmen-segmen konsep.
Karena peta konsep bertujuan untuk memperjelas pemahaman suatu bacaan, sehingga dapat dipakai sebagai alat evaluasi dengan cara meminta siswa untuk membaca peta konsep dan menjelaskan hubungan antara konsep yang lain dengan satu peta konsep.

10 nov 2010